Tugas Interaksi Belajar Mengajar
di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Dosen Pengampu
: Rustam Effendi, Drs., M. Pd.
Oleh:
Raka
Adi Septia
NPM
: 882010114052
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRALODRA
2016
BAB I
1. Belajar menurut Suyono dan Hariyanto (2011: 1)
belajar adalah seuatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan dialami
manusia sejak manusia dalam kandungan, buaian, tumbuh kembang dari anak-anak
remaja sehingga remaja, sampai keliang lahat, sesuai dengan perinsip
pembelajaran sepanjang hayat. Menurut Slameto
(2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dalam lingkunan. Sedangkan
menurut saya belajar proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.
2. Menurut Purwadarminta dalam Hidayat (1986: 6)
mengajar adalah memberi pelajaran, atau melatih. Sedangkan menurut Usman (2005:
3) mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggungjawab moral yang
berat. Kaitan proses belajar mengajar di
sekolah sekarang yaitu seorang guru mampu merancang strategi pembelajaran dan
memfasilitasi siswa dalam belajar agar siswa dapat berinteraksi dengan baik.
3. Interaksi belajar mengajar adalah hubungan timbal
balik antara guru dan siswa yang berlangsung dalam konteks proses belajar
mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Interaksi edukatif berlangsung
dalam konteks pengajaran, dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tertentu.
Interaksi nonedukatif yaitu interaksi yang biasa saja dalam pembelajaran.
Perbedaan dari ketiga interaksi tersebut yaitu interaksi belajar mengajar lebih
terfokus kepada siswa atau materi yang disampaikan sedangkan interaksi edukatif
yaitu ada tujuan yang hendak dicapai, interaksi nonedukatif interaksi umum yang
terjadi dikelas.
4. Dampak yang terasa penggunaan teori behaviorisme
adalah kurangnya ruang gerak siswa dalam mengekpresikan belajarnya. Sehingga
terbatas dalam berkreasi, melakukan inovasi, bereksperimen, dan eksplorasi
dirinya. Penggunaa teori behavioris terkesan seperti ilmu pasti yang
menggunakan rumus, sifatnya seperti mekanik otomatis antara variabel S dan R.
5. Langkah-langkah pembelajaran menurut Piaget
a.
Menentukan tujuan pembelajaran
b.
Memilih materi pelajaran
c.
Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa
secara aktif
d.
Menentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk
topik-topik tersebut misalnya penelitian, memecahkan masalah, diskusi,
simulasi, dsb
e.
Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang
kreatifitas dan cara berpikir siswa
f.
Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
Sedangkan langkah-langkah menurut brunerMenentukan
tujuan pembelajaran
a.
Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan
awal, minat, gaya belajar, dsb)
b.
Memilih materi pelajaran
c.
Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa
secara induktif (dari contoh-contoh ke generalisasi)
d.
Mengembangkan bahan-bahan belajaryang berupa
contoh-contoh, ilustrasi, tugas dsb untuk dipelajari siswa
e.
Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke
kompleks dari yang konkret ke yang abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik
sampai ke simbolik
f.
Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
6. Dampak teori konstruktivisme piaget terhadap
pembelajaran
a.
Tujuan
pendidikan; menghasilkan individu atau anak yang memiliki kepribadian berpikir
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
b.
Kurikulum;
konstruktivisme tidak memerlukan yang distandarisasikan, oleh karena itu lebih
diperlukan kurikulum yang disesuaikan dengan pengetahuan awal siswa.
c.
Pengajaran;
pendidik berfokus terhadap bagaimana menyusun hubungan antar fakta-fakta serta
perolehan pengetahuan yang baru bagi siswa.
d.
Pembelajaran;
diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai dengan
dirinya sendiri.
e.
Penilaian; pada
konstruktivisme tidak memerlukan adanya tes yang baku sesuai dengan tingkatan
kelas.
7. Dampaknya yaitu: kurang memperdulikan pengaruh
konsistensi dari bimbingan. Itu berarti teknik pembelajaran yang berbasis pada
konstruktivisme efisien atau tidak efektif bagi semua siswa.
BAB II
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi
kedua (1989) dalam Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2011: 2), strategi
adalah ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan
kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai. Sedangkan menurut Gagne (1974)
dalam Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2011: 3) strategi adalah kemampuan
internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan.
Strategi belajar adalah kegiatan pengajar untuk
memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dan
komponen pembentuk sistem intruksional, dimana untuk itu pengajar menggunakan
siasat tertentu. Mujiono (1992) dalam Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2011:
8)
Sedangkan strategi belajar mengajar adalah suatu
cara seorang guru untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan kegiatan yang
memberikan pengalaman kepada siswa supaya lebih mudah menerima pelajaran.
2. Menurut Huda (1999) dalam Iskandarwassid dan Dadang
Sunendar (2011: 10) dapat digolongkan atas beberapa cara. Pertama, strategi
belajar digolongkan atas strategi utama dan strategi pendukung, atau strategi
langsung dan strategi tidak langsung. Strategi utama dipakai secara langsung
dalam menerima materi pembelajaran, sedangkan strategi pendukung dipakai untuk
mengembangkan sikap belajar dan membantu pembelajaran dalam mengatasi gangguan,
kelelahan, frustasi, dan sebagainya.
3. Strategi yang
berpusat pada pengajar yaitu strategi
yang berada pada pengajar itu sendiri. Pengajar berlaku sebagai sumber
informasi yang mempunyai posisi yang dominan, dalam pendekatan ini adalah usaha
untuk mencari informasi dari pengajar sehingga aktivitas pembelajaran peserta
didik cenderung menjadi pasif.
Strategi pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik
adalah strategi yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik
untuk aktif dan berperan dalam kegiatan
pembelajaran.
Strategi yang
berpusat pada materi pengajar yaitu
teknik belajar dengan cara menggunakan media buku teks atau materi pembelajaran
yang disampaikan guru.
4. Strategi
pembelajaran deduksi adalah pesan
diolah mulai dari hal umum menuju kepada hal yang khusus, dari hal-hal yang
abstrak kepada hal-hal yang nyata, dari konsep-konsep yang abstrak kepada
contoh-contoh yang konkret, dari sebuah premis menuju kesimpulan yang logis.
Strategi
pembelajaran induksi adalah pengelolahan pesan yang dimulai dari
hal-hal yang khusus, dari peristiwa-peristiwa yang bersifat individual menuju generalisasi, dari
pengalaman-pengalaman empiris yang individual menuju konsep yang bersifat umum.
5. Strategi
Pembelajaran Ekspositoris merupakan
strategi berbentuk penguraian yang dapat berupa bahan tertulis atau penjelasan
(presentasi) verbal.
Strategi
Pembelajaran Discovery menurut Sund
discovery, dalam Rustiyah (2012: 20), adalah proses mental dimana siswa mampu
mengasimilasikan sesuatu konsep atau perinsip.
6. Kelemahan strategi pembelajaran discovery ialah
bahwa akan kurang efektif bila diterapkan pada kelas yang jumlah peserta
didiknya banyak atau kelas besar. Strategi ini pun tidak akan berhasil apabila
tidak akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir secara
kreatif.
BAB III
1. Strategi menurut
Suryono dan Hariyanto (2011: 20) adalah rangkaian kegiatan dalam proses
pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru,
pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belaja, pengelolaan
sumber belajar dan penilaian (assessmen)
agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ditetapkan. Penggunaan strategi itu agar guru lebih mudah untuk
menyampaikan sebuah materi dengan adanya aturan-aturan yang sudah dibuat.
Pendekatan ialah sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang
biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang salinng berkaitan tentang
sesuatu. Oleh sebab itu, pendekatan itu merupakan sesuatu yang aksiomais sifatnya.
Metode menurut Semi (1993: 105) adalah suatu prosedur untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, didalam pengajaran bahasa, metode
digunakan untuk menyatakan kerangka yang menyeluruh tentang proses
belajar-mengajar.
Teknik menurut
Iskandaarwassid dan Dadang Suhendar (2011: 41) teknik adalah sebuah cara khas
yang operasional, yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan,
berpegang pada proses sistematis yang terdapat dalam metode.
Prosedur adalah urutan urutan mengerjakan sesuatu.prosedur
mengajar artinya langkah-langkah atau urutan-urutan mengajar.
2. Asumsi-asumsi tentang bahasa, proses belajar dan
mengajar bahasa yang dianut oleh aliran ini:
·
Bahasa adalah
ujaran bukan tulisan.
·
Bahasa adalah
rangkaian kebiasaan.
·
Ajarkanlah
bahasanya bulan tentang bahasa.
·
Bahasa adalah
sebagaimana yang digunaka oleh penutur pribuminya, bukan seperti apa yang oleh
seseorang dipandang seharusnya.
·
Tidak ada satu
bahasa pun yang proses sama dengan bahasa lain.
3. Asumsi-asumsi bahasa, proses belajar dan mengajar
bahasa yang dianut oleh pengikut aliran ini:
·
Manusialah
satu-satunya yang dapat belajar bahasa.
·
Bahsa yang hidup
adalah bahasa yang dapat digunakan dalam berpikir.
·
Bahasa yang
hidup ditandai oleh kreativitas yang dituntun oleh aturan-aturan tata bahasa.
·
Aturan-aturan
tata bahasa itu nyata bertaliam dengan tingkah laku kejiwaan.
4.
Strategi Teacher-Centered
|
Strategi
Student-Centered
|
·
Ceramah
·
Praktik ketrampilan
·
Pertanyaan terarah
·
Tugas membaca terarah/pemberian
tugas
·
Diskusi kelas
·
Demonstrasi
·
Presentasi berbaris media
·
Kegiatan kontruksi
·
Ekspresi keindahan
·
Kegiatan dengan peta dan globe
·
Karya wisata
·
Pembicara tamu
|
·
Inkuiri
·
Riset/kajian pustaka
·
Permainan simulasi
·
Bermain peran/sosio drama
·
Pusat/pojok belajar
·
Belajar dengan bantuan komputer
·
Belajar bebas
·
Konstruktivisme
·
Pembelajaran kooperatif
|
BAB IV
1. Konsep belajar aktif adalah guru mampu menciptakan
suasana sedemikian rupa seingga siswa dapat berperan aktif untuk bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan atau ide dalam suasana
belajar-mengajar. Belajar aktif juga dapat diartikan mempelajari dengan cepat,
menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan aktif, dalam konsep ini guru
lebih berperan sebagai fasilitator.
2. Belajar aktif
yaitu bagai mana seorang guru menciptakan suasana yang berbeda, menyenangkan
dan menunjang sarana dan prasarana agar siswa bisa berperan aktif dalam
pembelajaran.
3. Ekspresi adalah bentuk ungkapan perasaan dan pikiran setiap
individu (siswa). contohnya: “ dalam sebuah pembelajaran, guru harus memberikan
waktu untuk siswa mengepresikan diri dalam mengkonstruksi pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Hal ini dikarenakan agar siswa merasa nyaman dalam menerima
pembelajaran”.
Investigasi adalah bentuk pertanyaan yang dilontarkan setiap
individu (siswa) secara langsung pada guru dalam proses pembelajaran.
contohnya: “agar suasana lebih aktif, maka seorang
guru harus meluangkan waktu untuk siswa bertanya.
Komunikasi adalah bentuk percakapan setiap individu (siswa)
pada guru atau teman-temannya yang berisi informasi.
Contohnya: “berinteraksi dalam proses pembelajaran
sangatlah dibutuhkan siswa ketika di kelas. Dengan cara bertanya pada guru,
teman, atau pun mempersentasikan diri. Maka seorang guru harus menyempatkan
waktu untuk siswa berkomunikasi, tidak serta-merta guru saja yang ceramah di
depan kelas”.
Refleksi adalah salah-satu kegiatan rileksasi setelah siswa
melakukan proses pembelajaran.
Contohnya: ketika proses pembelajaran telah selesai.
Maka langkah selanjutnya bagi seorang guru adalah merileksasi siswa. Dengan
cara menanyakan kembali mengenai pembelajaran yang telah diajarkan atau pun
menanyakan pengalaman apa yang sudah didapatkan setelah siswa mempelajari apa
yang telah guru ajarkan di kelas”.
4. Kerucut pengalam belajar adalah strategi yang
dilakukan oleh berbagai siswa untuk mencapai ompetensi yang dimiliki dengan
cara disediakannya beragam pengalaman
belajar yang relavan dari guru. Jika sampai mereka tidak memiliki kemampuan
untuk itu tetapi lebih banyak akibat tidak disediakannya pengalaman belajar
yang relavan.dengan keunikan masing-masing karakteristik individual
5. Dengan diadakanya proses belajar dengan menggunakan
metode belajar aktif akan mengembangkan potensi anak itu ke arah yang
dikehendaki atau dengan kata lain kita perlu merancang kegiatan belajar
mengajar yang memungkinkan anak dengan karakteristik yang seperti tu berkembangmenjadi
lulusan dengan ciri-ciri yang dikehendaki.
6. Menurut pendapat Warsono dan Heriyanto (2011:
20-220), peran fungsional guru dalam pembelajaran aktif yang utama adalah
sebagai fasilitator, dengan menyediakan fasilitas pedagogis, psikologis, dan akademik
bagi pengembangan dan pembangunan struktur kognitif siswa.
BAB V
1. Menurut Sagala ( 2013: 74) pendekatan proses adalah
suatu pendekatan pengajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut
menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu
ketrampilan proses.
2. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran
yang menggunakan pendekatan proses adalah:
·
Mengamati gejala
yang timbul
·
Mengklasifikasikan
sifat-sifat yang sama, serupa
·
Mengukur
besaran-besaran yang bersangkutan
·
Mencari
hubungan-hubungan antar konsep yang ada
·
Mengenal adanya
suatu masalah, merumuskan masalah
·
Memperkirakan
penyebab suatu gejala, merumuskan hipotesa
·
Meramalkan
gejala yang mungkin akan terjadi
·
Berlatih
menggunakan alat-alat ukur
·
Melakukan
percobaan
3. Nurhadi (2002) dalam Rusman (2011: 189) merupakan
konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasidunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
4. Menurut Wina Sanjaya (2010: 264-269) sebagai suatu
pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas. Asas-asas ini yang melandasi
pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar