Pengikut

Selasa, 14 Juni 2016

MAKALAH Interaksi Belajar Mengajar



Tugas Interaksi Belajar Mengajar
di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Dosen Pengampu : Rustam Effendi, Drs., M. Pd.
Oleh:
Raka Adi Septia
NPM : 882010114052


 

                                                                  
 PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIRALODRA

2016


BAB I
1.      Belajar menurut Suyono dan Hariyanto (2011: 1) belajar adalah seuatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan dialami manusia sejak manusia dalam kandungan, buaian, tumbuh kembang dari anak-anak remaja sehingga remaja, sampai keliang lahat, sesuai dengan perinsip pembelajaran sepanjang hayat. Menurut Slameto   (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dalam lingkunan. Sedangkan menurut saya belajar proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.

2.      Menurut Purwadarminta dalam Hidayat (1986: 6) mengajar adalah memberi pelajaran, atau melatih. Sedangkan menurut Usman (2005: 3) mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggungjawab moral yang berat.  Kaitan proses belajar mengajar di sekolah sekarang yaitu seorang guru mampu merancang strategi pembelajaran dan memfasilitasi siswa dalam belajar agar siswa dapat berinteraksi dengan baik.

3.      Interaksi belajar mengajar adalah hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang berlangsung dalam konteks proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Interaksi edukatif berlangsung dalam konteks pengajaran, dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tertentu. Interaksi nonedukatif yaitu interaksi yang biasa saja dalam pembelajaran. Perbedaan dari ketiga interaksi tersebut yaitu interaksi belajar mengajar lebih terfokus kepada siswa atau materi yang disampaikan sedangkan interaksi edukatif yaitu ada tujuan yang hendak dicapai, interaksi nonedukatif interaksi umum yang terjadi dikelas.

4.      Dampak yang terasa penggunaan teori behaviorisme adalah kurangnya ruang gerak siswa dalam mengekpresikan belajarnya. Sehingga terbatas dalam berkreasi, melakukan inovasi, bereksperimen, dan eksplorasi dirinya. Penggunaa teori behavioris terkesan seperti ilmu pasti yang menggunakan rumus, sifatnya seperti mekanik otomatis antara variabel S dan R.

5.      Langkah-langkah pembelajaran menurut Piaget
a.       Menentukan tujuan pembelajaran
b.      Memilih materi pelajaran
c.       Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif
d.      Menentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk topik-topik tersebut misalnya penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi, dsb
e.       Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreatifitas dan cara berpikir siswa
f.       Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
Sedangkan langkah-langkah menurut brunerMenentukan tujuan pembelajaran
a.       Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dsb)
b.      Memilih materi pelajaran
c.       Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh ke generalisasi)
d.      Mengembangkan bahan-bahan belajaryang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dsb untuk dipelajari siswa
e.       Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks dari yang konkret ke yang abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
f.       Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

6.      Dampak teori konstruktivisme piaget terhadap pembelajaran
a.       Tujuan pendidikan; menghasilkan individu atau anak yang memiliki kepribadian berpikir untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
b.      Kurikulum; konstruktivisme tidak memerlukan yang distandarisasikan, oleh karena itu lebih diperlukan kurikulum yang disesuaikan dengan pengetahuan awal siswa.
c.       Pengajaran; pendidik berfokus terhadap bagaimana menyusun hubungan antar fakta-fakta serta perolehan pengetahuan yang baru bagi siswa.
d.      Pembelajaran; diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya sendiri.
e.       Penilaian; pada konstruktivisme tidak memerlukan adanya tes yang baku sesuai dengan tingkatan kelas.
7.      Dampaknya yaitu: kurang memperdulikan pengaruh konsistensi dari bimbingan. Itu berarti teknik pembelajaran yang berbasis pada konstruktivisme efisien atau tidak efektif bagi semua siswa.



BAB II
1.      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi kedua (1989) dalam Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2011: 2), strategi adalah ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai. Sedangkan menurut Gagne (1974) dalam Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2011: 3) strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan.
Strategi belajar adalah kegiatan pengajar untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dan komponen pembentuk sistem intruksional, dimana untuk itu pengajar menggunakan siasat tertentu. Mujiono (1992) dalam Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2011: 8)
Sedangkan strategi belajar mengajar adalah suatu cara seorang guru untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan kegiatan yang memberikan pengalaman kepada siswa supaya lebih mudah menerima pelajaran.

2.      Menurut Huda (1999) dalam Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2011: 10) dapat digolongkan atas beberapa cara. Pertama, strategi belajar digolongkan atas strategi utama dan strategi pendukung, atau strategi langsung dan strategi tidak langsung. Strategi utama dipakai secara langsung dalam menerima materi pembelajaran, sedangkan strategi pendukung dipakai untuk mengembangkan sikap belajar dan membantu pembelajaran dalam mengatasi gangguan, kelelahan, frustasi, dan sebagainya.
3.      Strategi yang berpusat pada pengajar yaitu strategi yang berada pada pengajar itu sendiri. Pengajar berlaku sebagai sumber informasi yang mempunyai posisi yang dominan, dalam pendekatan ini adalah usaha untuk mencari informasi dari pengajar sehingga aktivitas pembelajaran peserta didik cenderung menjadi pasif.
Strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah strategi yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk aktif  dan berperan dalam kegiatan pembelajaran.
Strategi yang berpusat pada materi pengajar yaitu teknik belajar dengan cara menggunakan media buku teks atau materi pembelajaran yang disampaikan guru.

4.      Strategi pembelajaran deduksi adalah pesan diolah mulai dari hal umum menuju kepada hal yang khusus, dari hal-hal yang abstrak kepada hal-hal yang nyata, dari konsep-konsep yang abstrak kepada contoh-contoh yang konkret, dari sebuah premis menuju kesimpulan yang logis.
Strategi pembelajaran induksi  adalah pengelolahan pesan yang dimulai dari hal-hal yang khusus, dari peristiwa-peristiwa yang bersifat  individual menuju generalisasi, dari pengalaman-pengalaman empiris yang individual menuju konsep yang bersifat umum.
5.      Strategi Pembelajaran Ekspositoris merupakan strategi berbentuk penguraian yang dapat berupa bahan tertulis atau penjelasan (presentasi) verbal.
Strategi Pembelajaran Discovery menurut Sund discovery, dalam Rustiyah (2012: 20), adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau perinsip.

6.      Kelemahan strategi pembelajaran discovery ialah bahwa akan kurang efektif bila diterapkan pada kelas yang jumlah peserta didiknya banyak atau kelas besar. Strategi ini pun tidak akan berhasil apabila tidak akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir secara kreatif.



BAB III
1.      Strategi  menurut Suryono dan Hariyanto (2011: 20) adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belaja, pengelolaan sumber belajar dan penilaian (assessmen) agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Penggunaan strategi itu agar guru lebih mudah untuk menyampaikan sebuah materi dengan adanya aturan-aturan yang sudah dibuat.

Pendekatan ialah sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang salinng berkaitan tentang sesuatu. Oleh sebab itu, pendekatan itu merupakan sesuatu yang aksiomais sifatnya.

Metode menurut Semi (1993: 105) adalah suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, didalam pengajaran bahasa, metode digunakan untuk menyatakan kerangka yang menyeluruh tentang proses belajar-mengajar.

Teknik  menurut Iskandaarwassid dan Dadang Suhendar (2011: 41) teknik adalah sebuah cara khas yang operasional, yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, berpegang pada proses sistematis yang terdapat dalam metode.

Prosedur adalah urutan urutan mengerjakan sesuatu.prosedur mengajar artinya langkah-langkah atau urutan-urutan mengajar.

2.      Asumsi-asumsi tentang bahasa, proses belajar dan mengajar bahasa yang dianut oleh aliran ini:
·         Bahasa adalah ujaran bukan tulisan.
·         Bahasa adalah rangkaian kebiasaan.
·         Ajarkanlah bahasanya bulan tentang bahasa.
·         Bahasa adalah sebagaimana yang digunaka oleh penutur pribuminya, bukan seperti apa yang oleh seseorang dipandang seharusnya.
·         Tidak ada satu bahasa pun yang proses sama dengan bahasa lain.

3.      Asumsi-asumsi bahasa, proses belajar dan mengajar bahasa yang dianut oleh pengikut aliran ini:
·         Manusialah satu-satunya yang dapat belajar bahasa.
·         Bahsa yang hidup adalah bahasa yang dapat digunakan dalam berpikir.
·         Bahasa yang hidup ditandai oleh kreativitas yang dituntun oleh aturan-aturan tata bahasa.
·         Aturan-aturan tata bahasa itu nyata bertaliam dengan tingkah laku kejiwaan.

4.                  Strategi Teacher-Centered
Strategi Student-Centered
·         Ceramah
·         Praktik ketrampilan
·         Pertanyaan terarah
·         Tugas membaca terarah/pemberian tugas
·         Diskusi kelas
·         Demonstrasi
·         Presentasi berbaris media
·         Kegiatan kontruksi
·         Ekspresi keindahan
·         Kegiatan dengan peta dan globe
·         Karya wisata
·         Pembicara tamu
·         Inkuiri
·         Riset/kajian pustaka
·         Permainan simulasi
·         Bermain peran/sosio drama
·         Pusat/pojok belajar
·         Belajar dengan bantuan komputer
·         Belajar bebas
·         Konstruktivisme
·         Pembelajaran kooperatif



BAB IV
1.      Konsep belajar aktif adalah guru mampu menciptakan suasana sedemikian rupa seingga siswa dapat berperan aktif untuk bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan atau ide dalam suasana belajar-mengajar. Belajar aktif juga dapat diartikan mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan aktif, dalam konsep ini guru lebih berperan sebagai fasilitator.
2.       Belajar aktif yaitu bagai mana seorang guru menciptakan suasana yang berbeda, menyenangkan dan menunjang sarana dan prasarana agar siswa bisa berperan aktif dalam pembelajaran.
3.      Ekspresi adalah bentuk ungkapan perasaan dan pikiran setiap individu (siswa). contohnya: “ dalam sebuah pembelajaran, guru harus memberikan waktu untuk siswa mengepresikan diri dalam mengkonstruksi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Hal ini dikarenakan agar siswa merasa nyaman dalam menerima pembelajaran”.
Investigasi adalah bentuk pertanyaan yang dilontarkan setiap individu (siswa) secara langsung pada guru dalam proses pembelajaran.
contohnya: “agar suasana lebih aktif, maka seorang guru harus meluangkan waktu untuk siswa bertanya.
Komunikasi adalah bentuk percakapan setiap individu (siswa) pada guru atau teman-temannya yang berisi informasi.
Contohnya: “berinteraksi dalam proses pembelajaran sangatlah dibutuhkan siswa ketika di kelas. Dengan cara bertanya pada guru, teman, atau pun mempersentasikan diri. Maka seorang guru harus menyempatkan waktu untuk siswa berkomunikasi, tidak serta-merta guru saja yang ceramah di depan kelas”.
Refleksi adalah salah-satu kegiatan rileksasi setelah siswa melakukan proses pembelajaran.
Contohnya: ketika proses pembelajaran telah selesai. Maka langkah selanjutnya bagi seorang guru adalah merileksasi siswa. Dengan cara menanyakan kembali mengenai pembelajaran yang telah diajarkan atau pun menanyakan pengalaman apa yang sudah didapatkan setelah siswa mempelajari apa yang telah guru ajarkan di kelas”.
4.      Kerucut pengalam belajar adalah strategi yang dilakukan oleh berbagai siswa untuk mencapai ompetensi yang dimiliki dengan cara  disediakannya beragam pengalaman belajar yang relavan dari guru. Jika sampai mereka tidak memiliki kemampuan untuk itu tetapi lebih banyak akibat tidak disediakannya pengalaman belajar yang relavan.dengan keunikan masing-masing karakteristik individual
5.      Dengan diadakanya proses belajar dengan menggunakan metode belajar aktif akan mengembangkan potensi anak itu ke arah yang dikehendaki atau dengan kata lain kita perlu merancang kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan anak dengan karakteristik yang seperti tu berkembangmenjadi lulusan dengan ciri-ciri yang dikehendaki.
6.      Menurut pendapat Warsono dan Heriyanto (2011: 20-220), peran fungsional guru dalam pembelajaran aktif yang utama adalah sebagai fasilitator, dengan menyediakan fasilitas pedagogis, psikologis, dan akademik bagi pengembangan dan pembangunan struktur kognitif siswa.


BAB V
1.      Menurut Sagala ( 2013: 74) pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu ketrampilan proses.
2.      Kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan proses adalah:
·         Mengamati gejala yang timbul
·         Mengklasifikasikan sifat-sifat yang sama, serupa
·         Mengukur besaran-besaran yang bersangkutan
·         Mencari hubungan-hubungan antar konsep yang ada
·         Mengenal adanya suatu masalah, merumuskan masalah
·         Memperkirakan penyebab suatu gejala, merumuskan hipotesa
·         Meramalkan gejala yang mungkin akan terjadi
·         Berlatih menggunakan alat-alat ukur
·         Melakukan percobaan
3.      Nurhadi (2002) dalam Rusman (2011: 189) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasidunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
4.      Menurut Wina Sanjaya (2010: 264-269) sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar