BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam
kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi
harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa
bertindak secara tepat. Oleh karenanya, Anda sebagai calon guru perlu
mempelajari teori dan prinsip-prinsip belajar dan dapat membimbing aktivitas
anda dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Walaupun
teori belajar tidak dapat diharapkan menentukan langkah demi langkah prosedur
pembelajaran, namun ia bisa memberi arah prioritas-prioritas dalam tindakan
guru.
Dalam perencanaan pembelajaran,
prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam
pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan
prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat.
Guru dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tetapi
nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa. Selain itu dengan
teori dan prinsip-prinsip belajar ia memiliki dan mengembangkan sikap yang
diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
B. Rumusan Masalah
-
Apa
yang dimaksud prinsip-prinsip belajar?
-
Bagaimana
membentuk suatu siswa yang memiliki keperibadian baik?
C. Tujuan
C. Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini
diharapkan pembaca mampu:
-
Menyebutkan
dan menjelaskan prinsip-prinsip belajar.
-
Menerapkan
prinsip-prinsip belajar dalam upaya meningkatkan usaha belajar siswa.
-
Menerapkan
prinsip-prinsip belajar dalam upaya meningkatkan usaha pembelajaran dari guru.
BAB II
LANDASAN
TEORI
Belajar
merupakan suatu proses yang kompleks ditandai dengan adanya perubahan tingkah
laku, bersifat relatif permanen dan prosesnya ditandai dengan adanya interaksi
dengan lingkungan sekitar pebelajar baik lingkungan alam maupun sosial
budayanya. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20
menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan belajar
merupakan proses atau usaha dalam merubah jati diri seseorang. Gagne
berpendapat bahwa belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam
perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada
dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan serupa. Perubahan terjadi
akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan
spontanitas atau refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Dari pendapat
tersebut bisa disimpulkan bahwa, semua aktifitas mental atau psikis yang
dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang
berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Pembelajaran
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan
meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Bicara
tentang pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran juga diperlukan oleh seorang
pengajar, mengingat prinsip belajar adalah landasan berpikir dan sumber
motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara
pendidik dengan peserta didik.
BAB III
PEMBAHASAN
Dari berbagai prinsip belajar terdapat
beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya
maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip itu
berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta
perbedaan individual.
1.
Perhatian
dan Motivasi
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul
pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan
pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk
belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan
membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak
ada maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya.
Disamping perhatian. Motivasi mempunyai
peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakan
dan mengarahkan aktifitas seseorang. Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat
dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam
mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan
estetik sampai kegiatan berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu
faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar siswa dalam bidang
pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan.
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan
minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu
cenderung tertarik perhatiannya, dengan demikian timbul motivasinya untuk
mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai
yang dianggap penting dalam kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut
akan mengubah tingkah laku manusia dan motivasinya. Karenanya, bahan-bahan
pelajaran yang disajikan hendaknya disesuaikan dengan minat siswa dan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Motivasi dapat bersifat internal; artinya
datang dari dirinya sendiri, dan dapat pula bersifat eksternal; yakni datang
dariorang lain, seperti dari guru, orang tua, teman, dan sebagainya.
Motivasi dibedakan atas motif
intrinsik dan motif ekstrinsik.
a. Motif intrinsik
Adalah tenaga pendorong yang
sesuai dengan perbuatan yang dilakukan.
Contoh: seorang siswa
yang dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran disekolah karena ingin
memiliki pengetahuan yang dipelajarinya.
b. Motif ekstrinsik
Adalah tenaga
pendorong yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi
penyertanya.
Contoh: siswa belajar
sungguh-sungguh bukan disebabkan ingin mendapatkan pengetahuan yang
dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik kelas dan mendapatkan ijazah.
Naik kelas dan mendapatkan ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar.
2.
Keaktifan
Kecenderungan psikologi dewasa
ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan
untuk melakukan sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. belajar
hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.john Dewey
mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa yang dikerjakan siswa untuk
dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. guru sekadar
pembimbing dan pengarah (John Dewey 1916, dalam Davies, 1937:31).
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan
adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak
sekadar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. (Gage and Berliner,
1984:267). Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu
merencanakan sesuatu. Anak mampu mencari, menemukan, menggunakan pengetahuan
yang telah diperolehnya. Dalam proses belajar-mengajar anak mampu
mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta,
menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan.
3.
Keterlibatan
langsung/Berpengalaman
Edgar Dale dalam penggolongan
pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan
bahwa belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam
belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara
langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan
bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Pentingnya keterlibatan langsung
dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan “learning by doing”-nya.
Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan
oleh siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok,
dengan cara memecahkan
masalah (problem solving). Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.
4.
Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan
perlunya pengulangan barangkali yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh
teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang
ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat
mengkhayal merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan
maka daya-daya tersebut akan berkembang.
Teori lain yang menekankan
prinsip pengulangan adalah teori Psikologi
Asosiasi atau Koneksionisme
dengan tokohnya yang terkenal Thomdike.
Berangkat dari salah satu hukum belajarnya “law of exercise”, ia mengemukakan
bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan
pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya
respons benar.
5.
Tantangan
Teori Medan (Field Theory) dari
Kurt Lewin mengemukakan bahawa siswa dalam situasi belajar berada dala suatu
medan atau lapangan psikologi. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu
tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari
bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan
mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya
tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan
baru, dekimian seterusnya.
Penggunaan metode eksperimen,
inkuri, diskoveri juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajarsecara
lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif maupun negatif juga akan
menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar
dari hukum yang tidak menyenangkan.
6.
Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan
dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant
Conditioning dari B.F. Skinner. Kalau pada teori conditioning yang diberi
kondisi adalah stimulusnya, maka pada operant conditioning yang diperkuat
adalah responnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effectnya
Thorndike.
Siswa belajar sungguh-sungguh dan
mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak
untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant
conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang
jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas. Hal ini juga bisa
6
mendorong anak untuk
belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif atau escape
conditioning.
Format sajian berupa tanya jawab,
diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sebagainya merupakan cara
belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.
7.
Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang
unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki
perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan belajar ini berpengaruh pada cara
dan hasil belajar siswa. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah
kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan
pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan
rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan
pengetahuannya.
Pembelajaran klasikal yang
mengabaikan perbedaan individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara,
misalnya:
-
Penggunaan
metode atau strategi belajar-mengajar yang bervariasi
-
Penggunaan
metode instruksional
-
Memberikan
tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa pandai dan memberikan
bimbingan belajar bagi anak-anak yang kurang
-
Dalam
memberikan tugas, hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa
-
Implikasi
prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan guru tampak dalam setiap kegiatan
perilaku mereka selama proses pembelajaran berlangsung.
B. IMPLIKASI
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR BAGI SISWA
Siswa sebagai “primus motor”
(motor utama) dalam kegiatan pembelajaran, dengan alasan apa pun tidak dapat
mengabaikan begitu saja adanya prinsip-prinsip belajar.
1. Perhatian
dan motivasi
Siswa dituntut untuk memberikan
perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah ke arah pencapaian tujuan
belajar. Adanya tuntutan selalu memberikan perhatian ini, menyebabkan siswa
harus membangkitkan perhatian kepada segala pesan yang dipelajarinya.
Pesan-pesan yang menjadi isi pelajaran seringkali dalam bentuk ransangan suara,
warna, bentuk, gerak, dan ransangan lainnya yang dapat diindra.
Sedangkan implikasi prinsip
motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa
bahwa motivasi belajar
yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar
mereka secara terus-menerus.
2.
Keaktifan
Sebagai “primus motor” dalam
kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu
aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Implikasi prinsip keaktifan
bagi siswa terwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang
dibutuhkan, membuat karya tulis, menganalisi percobaan, ingin tahu hasil dari
suatu reaksi kimia, sejenis lainnya. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa
lebih menuntut keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran.
3.
Keterlibatan
langsung/pengalaman
Hal apa pun yang dipelajari
siswa, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak ada seorang pun dapat
melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya. Implikasi prinsip ini dituntut
pada para siswa agar tidak segan-segan mengerjakan segala tugas belajar yang
diberikan kepada mereka. Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi
prinsip keterlibatan langsung bagi siswa misalnya siswa melakukan reaksi kimia,
siswa berdiskusi untuk membuat laporan, perilaku sejenis lainnya.
4. Pengulangan
Penguasaan secara penuh dari
setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Implikasi
adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia
mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan.
Bentuk-bentuk perilaku pembelajaran yang merupakan implikasi prinsip
pengulangan, diantaranya menghafal unsur-unsur kimia setiap valensi,
mengerjakan soal-soal latihan, perilaku sejenis lainnya.
5. Tantangan
Prinsip belajar ini bersesuaian
dengan pernyataan bahwa apabila siswa diberikan tanggung jawab untuk
mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar
dan mengingat secara lebih baik. Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah
tuntutan dimilikinya kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk
selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Bentuk-bentuk perilaku siswa
yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan diantaranya adalah melakukan
eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri atau mencari tahi
pemecahan suatu masalah.
6. Balikan
dan penguatan
Siswa selalu membutuhkan suatu
kepastian dari kegiatan yang dilakukan, apakah benar atau salah? Dengan
demikian siswa akan selalu mamiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus
merupakan penguat (reinforce) bagi
dirinya sendiri. Untuk memperoleh balikan penguatan bentuk-bentuk perilaku
siswa diantaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban denga kunci jawaban,
menerima kenyataan terhadap skor/nilai yang dicapai, atau menerima teguran dari
guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.
7.
Perbedaan individual
Setiap
siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang
lain. Implikasi adanya prinsip perbedaan individual bagi siswa diantaranya
adalah menentukan tempat duduk dikelas, menyusun jadwal belajar, atau memilih
bahwa implikasi adanya prinsip perbedaan individu bagi siswa dapat berupa
perilaku fisik maupun psikis.
C. IMPLIKASI
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR BAGI GURU
Guru sebagai orang kedua dalam
kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari adanya prinsip-prinsip belajar. Guru
sebagai penyelenggara dan pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi dari
adanya prinsip-prinsip belajar ini.implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru
tertampak pada rencana pembelajaran maupun pelaksananaan kegiatan
pembelajarannya. Implikasi prinsisp-prinsip belajar bagi guru terwujud dalam
prilaku fisik dan pisikis mereka. Kesadaran adanya prinsip-prinsip belajar yang
terwujud dalam prilaku guru, dapat diharapkan adanya peningkatan kualitas
pembelajaran yang terselenggarakan.
1. Perhatian
dan Motivasi
Guru sejak merencanakan kegiatan
pembelajarannya sudah memikirkan prilkunya terhadap siswa sehingga dapat menarik perhatian dan
menimbulkan motivasi siswa untuk belajar. Implikasi prinsip perhatian bagi guru
tertampak pada prilaku-prilaku sebagai berikut:
Ø Guru menggunakan
metode yang bervariasi
Ø Guru menggunakan media
sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran
Ø Guru menggunakan bahasa
yang tidak monoton
Ø Guru menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang membimbing (direction question).
Sedangkan implikasi
prinsip motivasi bagi guru tertampak pada pada perilaku-prilaku yang
diantaranya adalah:
9
Ø Memilih bahan ajar
sesuai dengan minat siswa
Ø Mengguanakan metode
dan teknik mengajar yang disukai siswa
Ø Mengoreksi dan
memberitahukan hasil pekerjaan siswa sesegera mungkin
Ø Memberikan pujian
verbal dan non-verbal terhadap siswa
Ø Memberitahukan nilai
guna dari pelajaran yang sedang dipelajar
Perilaku yang
merupakan implikasi prinsip perhatian dan motivasi bagi guru dapat tertampak
lebih dari satu perilaku dalam suatu kegiatan pembelajaran.
2. Keaktifan
Peran guru mengorganisaikan
kesempatan belajar bagi masing-masing siswa berarti mengubah peran guru dari
bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa
setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada.
Hal ini berarti pula kesempatan yang diberikan oleh guru akan menuntut siswa
selalu aktif maencari, memperoleh, dan
mengelola perolehan belajar. Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada
diri siswa, maka guru diantaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut:
a.
Menggunakan
multimetode dan multimedia
b.
Memberiakan
tugas secara individual dan kelompok
c.
Memberikankesempatan
kepada siswa untuk bereksperimen dalam kelompok kecil
d.
Memberi
tugas untuk mencatat bahan ajar yang kurang jelas maupun yang akan di pelajari
e.
Mengadakan
tanya jawab dandiskusi
3. Keterlibatan
langsung/pengalaman
Guru harus menyadari bahwa
keaktifan membutuhkan keterlibatan langsung siswa damal kegiatan pembelajaran.
Untuk melibatkan siswa secara fisik, mental, emosional,dan intelektual dalam
kegiatan pembelajaran, maka guru guru hendaknya merancang dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan pertimbangan karakteristik siswa dan karakteristik
isi pelajaran. Perilaku sebagai implikasi prinsip keterlibatan langsung/
berpengalaman diantaranya adalah:
a.
Merancang
kegiatan pembelajaran pada pembelajaran individual dan kelompok kecil
b.
Mementingkan
eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan dengan demonstrasi
c.
Menggunakan
media yang langsung digunakan oleh siswa
d.
Memberikan
tugas kepada siswa untuk memperaktikkan kerakan psikomotor yang dicontohkan
e.
Melibatkan
siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi pesan pembelajaran
10
Implikasi lain dari adanya
prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman bagi guru adalah kemampuan guru
untuk bertindak sebagai pengelola kegiatan pembelajaran yang mampu mengarahkan
membimbing, dan mendorong siswa ke arah tujuan pengajaran yang ditetapkan.
4. Pengulangan
Implikasi prinsip pengulangan
bagi guru adalah mampu memilih antara kegiatan pembelajaran dengan yang tidak
membutuhkan pengulangan. Pengulangan dibutuhkan oleh pesan-pesan pembelajaran
yang harus dihafal, selain itu pengulangan juga dibutuhkan terhadap pesan-pesan
pembelajaran yang membutuhkan latihan. Perilaku guru yang merupakan implikasi
prinsip pengulangan diantaranya adalah:
a.
Merencanakan
pelaksanaan pengulangan
b.
Mengembangkan/merumuskan
soal-soal latihan
c.
Mengembangkan
petunjuk kegiatan psikomotorik yang harus diulang
d.
Mengembakan
alat evakuasi kegiatan pengulangan
e.
Membuatan
kegiatan pengulangan yang bervariasi.
5. Tantangan
Apabila guru menginginkan siswa
selalu berusaha mencapai tujuan, maka guru harus memberikan tantangan pada
siswa dalam kegiatan pembelajarannya. Tantangan dalam kegiatan pembelajaran
dapat diwujudkan oleh guru melalui bentuk kegiatan, bahan, dan alat
pembelajaran yang dipilih untuk kegiatan pebelajaran. Perilaku guru yang
merupakan implikasi prinsip tantangan di antaranya adalah :
a.
Merancang
dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukannya secara individual maupun kelompok kecil.
b.
Memberikan
tugas kepada siswa memecahkan suatu masalah yang membutuhkan orang lain sebagai
informan.
c.
Menugaskan
siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang telah di sajikan.
d.
Memberikan
bahan pelajaran dengan memperhatikan kebutuhan siswa untuk mendapatkan
tantangan didalamnya.
e.
Membimbing
siswa untuk menemukan fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi sendiri.
f.
Guru
merancang dan mengelola kegiatn diskusi siswa.
6. Balikan
dan penguatan
Balikan dapat diberikan secara
lisan maupun tulisan baik secara individual maupun kelompok. Agar balikan dan
penguatan bermakna bagi siswa, guru hendaknya memperhatikan karakteristik
siswa. Implikasi prinsip balikan dan penguatan bagi guru,
11
terwujud perilaku-perlaku yang
diantaranya:
a.
Memberikan
jawaban yang benar setiap melakukan pertanyaan setelah siswa mencoba
menjawabnya.
b.
Mengoreksi
pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa pada waktu yang telah ditentukan.
c.
Memberikan
catatan-catatan pada hasil kerja sisw, berdasarkan hasil koreksi guru terhadap
pekerjaan siswa.
d.
Membagikan
lembar jawaban test pelajaran yang telah dikoteksi oleh guru disertai penilaian
dan catatan penting lainnya.
e.
Mengumumkan
atau mengkonfirmasikan peningkatan yang telah diraih siswa.
f.
Memberikan
anggukan atau acungan jempul atau isyarat lainnya kepada siswa yang menjawab
perranyaan dengan benar.
g.
Memberikan
imbalan/hadiah kepada siswa yang menyelesaikan tugas dengan baik.
7. Perbedaan
individu
Setiap guru tentunya harus
menyadari bahwa menghadapi banyak siswa di dalam suatu kelas berarti menghadapi
berbagai macam keunikan atau karakteristik. Konsekuensinya adalah guru harus
mampu menghadapi dan melayani setiap siswa dengan karakteristik mereka
masing-masing. Implikasi prinsip perbedaan individual bagi guru berwujud
perilaku-perilaku yang diantaranya adalah:
a.
Menentukan
penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani kebutuhan siswa
sesuai dengan karakteristiknya.
b.
Merancang
pemanfaatan berbagai media dalam menyaksikan pesan pembelajaran.
c.
Mengenali
karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan perilaku pembelajaran yang
tepat bagi siswa yang bersangkutan.
d.
Memberikan
remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan.
D. ASAS
PEMBELAJARAN
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Asas adalah hukum dasar; suatu kebenaran yang menjadi pokok
dasar. Sedangkan prinsip adalah asas atau dasar yang dijadikan
pokok berpikir, bertindak, dan sebagainya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa asas dan prinsip sebenarnya adalah sama,
karena menjadi pokok dasar baik bertindak maupun berpikir.
Pembelajaran (instruction) adalah
suat usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk
membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya
menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Dalam pengertian lain,
pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam manipulasi sumber-sumber
belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. Pembelajaran
disebut juga kegiatan pembelajaran
12
(instruksional) adalah
usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara
positif dalam kondisi tertentu. Dengan demikian inti dari pembelajaran adalah
segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada
peserta didik. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan
kegiatan belajar pada para peserta didiknya.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Kegiatan pembelajaran dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik
melalui kontraksi para peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan
sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai kompetisi dasar.
Kegiatan belajar hanya bisa
berhasil jika peserta didik belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar.
Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi peserta didik jika
dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi peserta
didik. Jadi, asas-asas pembelajaran adalah prinsip-prinsip umum yang harus
dikuasai oleh guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar atau dengan kata
lain asas-asas pembelajaran adalah suatu yang dijadikan dasar berpikir dan
bertindak untuk menciptakan proses belajar.
BAB IV
SIMPULAN
A.
Simpulan
Beberapa prinsip belajar yang
dapat diajdikan pegangan bagi guru dalam pelaksanaan proses belajar dan dapat
memberikan pengaruh bagi proses belajar yaitu, prinsip perhatian dan motivasi,
prinsip transfer dan retensi, prinsip keaktifan, prinsip keterlibatan langsung,
prinsip pengulangan, prinsip tantangan, prinsip balikan dan penguatan, prinsip
perbedaan individu.
Prinsip belajar dapar diartikan
sebagai suatu pandangan yang dianggap penting yang dijadikan sebagai pegangan
dalam proses belajar. Prinisp belajar dapat merupakan akumulasi pengalaman guru
terahadap hal-hal yang positif yang mendukung terjadinya proses belajar yang
diharapkan, atau pencapaian hasil belajar, atau bersumber dari temuan-temuan
penelitian yang sengaja dirancang untuk menguji kebenaran prinsip-prinsip
belajar yang diyakini keefektivitasnya. Prinsip-prinsip belajar dapat
bermanfaat bagi guru untuk memberikan arahan pada siswa untuk berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Bagi guru, menerapkan prinsip-prinsip belajar akan
memebnatu meningkan keefektifan pengelolahan belajar sehingga dapat mencapai
tujuan belajar. Bagi siswa prinsip-prinsip belajar akan membantu tercapainya
hasil belajar yang diharapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Davies, Ivor K. (penerjemah:
Sudarsono S., dkk.) 1987. Pengelolaan
Belajar. Jakarta: P C. V. Rajawali dan PAU-UT.
Gage, N.L., dan David
C. Berliner. 1984. Educational Psychology.
Chicago: Rand Mc Nally Collage Publishing Company.
Gredler, Margaret
E.Bell. (penerjemah Munadir). 1991. Belajar
dan Membelajarkan. Jakarta: C. V. Rajawali dan PAU-UT.
Petri, Herbert L..
1986. Motivation: Theory and
Research. Belmong, California: Wadsworth Publishing Company.
Dimyati dan Mudjiono.
2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta
AUTOBIOGRAFI
Eka Widayanti, lahir di
Indramayu pada
10 Mei 1996. Ia terlahir dari
pasangan Bapak Kirsun dan Ibu Nining Sunarni. Eka adalah anak pertama dari
dua bersaudara. Ia lulusan dari TK Pembangunan Gadingan (2002), SDN
Gadingan 1 (2008), SMPN 1 Sliyeg (2011), SMAN 1 Sliyeg (2014), dan sekarang
sedang menempuh pendidikan S1 jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Universitas Wiralodra Indramayu.
|
Raka Adi
Septia, Saya terlahir dari pasangan Bapak Candra dan Ibu Tati. Saya anak
kedua dari empat bersaudara. Saya memulai pendidikan di SDN Tenajar Kidul 3
selama 6 tahun, dilanjutkan ke SMPN 1 Kertasmaya selama 3 tahun, kemudian
melanjutkan ke SMK 1 Widasari selama 3 tahun juga, dan sekarang sedang
melanjutkan ke perguruan tinggi jenjang S1 di Universitas Wiralodra
mengambil prodi Bahasa dan Sastra indonesia.
|
Vinkan Elgarima, dilahirkan
pada 21 April 1996, di desa kerticala Rt. 06 Rw. 02 No 76, Kecamatan
Tukdana, Kabupaten Indramayu. Nama Bapak Maman dan Ibu Tarinih, Ia adalah anak
pertama dari dua bersaudara. Ia lulusan dari SDN Kerticala III pada tahun
2007, SMPN 1 Tukdana lulus pada tahun 2010, SMAN 1 Jatibarang lulus pada
tahun 2013. Setelah lulus SMA melanjutkan ke Universitas Wiralodra
Indramayu, mengambil jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi
Bahasa dan Sastra Indonesia.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar