Pengikut

Selasa, 14 Juni 2016

belajar dan pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
     Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Oleh karenanya, Anda sebagai calon guru perlu mempelajari teori dan prinsip-prinsip belajar dan dapat membimbing aktivitas anda dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Walaupun teori belajar tidak dapat diharapkan menentukan langkah demi langkah prosedur pembelajaran, namun ia bisa memberi arah prioritas-prioritas dalam tindakan guru.
     Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Guru dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tetapi nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa. Selain itu dengan teori dan prinsip-prinsip belajar ia memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa. 

B.     Rumusan Masalah
-          Apa yang dimaksud prinsip-prinsip belajar?
-          Bagaimana membentuk suatu siswa yang memiliki keperibadian baik? 

C.    Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan pembaca mampu:
-          Menyebutkan dan menjelaskan prinsip-prinsip belajar.
-          Menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam upaya meningkatkan usaha belajar siswa.
-          Menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam upaya meningkatkan usaha pembelajaran dari guru.



BAB II
LANDASAN TEORI

Belajar merupakan suatu proses yang kompleks ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, bersifat relatif permanen dan prosesnya ditandai dengan adanya interaksi dengan lingkungan sekitar pebelajar baik lingkungan alam maupun sosial budayanya. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 20 menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan belajar merupakan proses atau usaha dalam merubah jati diri seseorang. Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan spontanitas atau refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa, semua aktifitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Bicara tentang pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran juga diperlukan oleh seorang pengajar, mengingat prinsip belajar adalah landasan berpikir dan sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.




BAB III
PEMBAHASAN

A.    PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
     Dari berbagai prinsip belajar terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

1.       Perhatian dan Motivasi
     Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya.
     Disamping perhatian. Motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakan dan mengarahkan aktifitas seseorang. Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan.
     Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya, dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkah laku manusia dan motivasinya. Karenanya, bahan-bahan pelajaran yang disajikan hendaknya disesuaikan dengan minat siswa dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
     Motivasi dapat bersifat internal; artinya datang dari dirinya sendiri, dan dapat pula bersifat eksternal; yakni datang dariorang lain, seperti dari guru, orang tua, teman, dan sebagainya.

Motivasi dibedakan atas motif intrinsik dan motif ekstrinsik.
a.       Motif intrinsik
Adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan.
Contoh: seorang siswa yang dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran disekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya.
b.      Motif ekstrinsik
Adalah tenaga pendorong yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyertanya.
Contoh: siswa belajar sungguh-sungguh bukan disebabkan ingin mendapatkan pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik kelas dan mendapatkan ijazah. Naik kelas dan mendapatkan ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar.

2.      Keaktifan
     Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk melakukan sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.john Dewey mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa yang dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. guru sekadar pembimbing dan pengarah (John Dewey 1916, dalam Davies, 1937:31).
     Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekadar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. (Gage and Berliner, 1984:267). Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu mencari, menemukan, menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Dalam proses belajar-mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan.

3.      Keterlibatan langsung/Berpengalaman
Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan “learning by doing”-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok,
dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.

4.      Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barangkali yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat mengkhayal merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme dengan tokohnya yang terkenal Thomdike. Berangkat dari salah satu hukum belajarnya “law of exercise”, ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.

5.      Tantangan
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahawa siswa dalam situasi belajar berada dala suatu medan atau lapangan psikologi. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, dekimian seterusnya.
Penggunaan metode eksperimen, inkuri, diskoveri juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajarsecara lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif maupun negatif juga akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukum yang tidak menyenangkan.

6.      Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner. Kalau pada teori conditioning yang diberi kondisi adalah stimulusnya, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah responnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effectnya Thorndike.
Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas. Hal ini juga bisa
6
mendorong anak untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif atau escape conditioning.
Format sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sebagainya merupakan cara belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.

7.      Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan belajar ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.
Pembelajaran klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara, misalnya:
-          Penggunaan metode atau strategi belajar-mengajar yang bervariasi
-          Penggunaan metode instruksional
-          Memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa pandai dan memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak yang kurang
-          Dalam memberikan tugas, hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa
-          Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi siswa dan guru tampak dalam setiap kegiatan perilaku mereka selama proses pembelajaran berlangsung.

B.     IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP BELAJAR BAGI SISWA
Siswa sebagai “primus motor” (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran, dengan alasan apa pun tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip-prinsip belajar.

1.      Perhatian dan motivasi
Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah ke arah pencapaian tujuan belajar. Adanya tuntutan selalu memberikan perhatian ini, menyebabkan siswa harus membangkitkan perhatian kepada segala pesan yang dipelajarinya. Pesan-pesan yang menjadi isi pelajaran seringkali dalam bentuk ransangan suara, warna, bentuk, gerak, dan ransangan lainnya yang dapat diindra.
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa
bahwa motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar mereka secara terus-menerus.

2.      Keaktifan
Sebagai “primus motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa terwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, membuat karya tulis, menganalisi percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi kimia, sejenis lainnya. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih menuntut keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran.

3.      Keterlibatan langsung/pengalaman
Hal apa pun yang dipelajari siswa, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak ada seorang pun dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya. Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan-segan mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan kepada mereka. Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi siswa misalnya siswa melakukan reaksi kimia, siswa berdiskusi untuk membuat laporan, perilaku sejenis lainnya.

4.      Pengulangan
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan. Bentuk-bentuk perilaku pembelajaran yang merupakan implikasi prinsip pengulangan, diantaranya menghafal unsur-unsur kimia setiap valensi, mengerjakan soal-soal latihan, perilaku sejenis lainnya.

5.      Tantangan
Prinsip belajar ini bersesuaian dengan pernyataan bahwa apabila siswa diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat secara lebih baik. Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Bentuk-bentuk perilaku siswa yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan diantaranya adalah melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri atau mencari tahi pemecahan suatu masalah.
6.      Balikan dan penguatan
Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan, apakah benar atau salah? Dengan demikian siswa akan selalu mamiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi dirinya sendiri. Untuk memperoleh balikan penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa diantaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban denga kunci jawaban, menerima kenyataan terhadap skor/nilai yang dicapai, atau menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.

7.      Perbedaan individual
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lain. Implikasi adanya prinsip perbedaan individual bagi siswa diantaranya adalah menentukan tempat duduk dikelas, menyusun jadwal belajar, atau memilih bahwa implikasi adanya prinsip perbedaan individu bagi siswa dapat berupa perilaku fisik maupun psikis. 

C.    IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP BELAJAR BAGI GURU
Guru sebagai orang kedua dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari adanya prinsip-prinsip belajar. Guru sebagai penyelenggara dan pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi dari adanya prinsip-prinsip belajar ini.implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru tertampak pada rencana pembelajaran maupun pelaksananaan kegiatan pembelajarannya. Implikasi prinsisp-prinsip belajar bagi guru terwujud dalam prilaku fisik dan pisikis mereka. Kesadaran adanya prinsip-prinsip belajar yang terwujud dalam prilaku guru, dapat diharapkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang terselenggarakan.

1.      Perhatian dan Motivasi
Guru sejak merencanakan kegiatan pembelajarannya sudah memikirkan prilkunya terhadap  siswa sehingga dapat menarik perhatian dan menimbulkan motivasi siswa untuk belajar. Implikasi prinsip perhatian bagi guru tertampak pada prilaku-prilaku sebagai berikut:
Ø   Guru menggunakan metode yang bervariasi
Ø   Guru menggunakan media sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran
Ø   Guru menggunakan bahasa yang  tidak monoton
Ø   Guru menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing (direction   question).
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi guru tertampak pada pada perilaku-prilaku yang diantaranya adalah:
9
Ø   Memilih bahan ajar sesuai dengan minat siswa
Ø   Mengguanakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa
Ø   Mengoreksi dan memberitahukan hasil pekerjaan siswa sesegera mungkin
Ø   Memberikan pujian verbal dan non-verbal terhadap siswa
Ø   Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajar
Perilaku yang merupakan implikasi prinsip perhatian dan motivasi bagi guru dapat tertampak lebih dari satu perilaku dalam suatu kegiatan pembelajaran.

2.      Keaktifan
Peran guru mengorganisaikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa berarti mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada. Hal ini berarti pula kesempatan yang diberikan oleh guru akan menuntut siswa selalu aktif  maencari, memperoleh, dan mengelola perolehan belajar. Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa, maka guru diantaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut:
a.       Menggunakan multimetode dan multimedia
b.      Memberiakan tugas secara individual dan kelompok
c.       Memberikankesempatan kepada siswa untuk bereksperimen dalam kelompok kecil
d.      Memberi tugas untuk mencatat bahan ajar yang kurang jelas maupun yang akan di pelajari
e.       Mengadakan tanya jawab dandiskusi

3.      Keterlibatan langsung/pengalaman
Guru harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan keterlibatan langsung siswa damal kegiatan pembelajaran. Untuk melibatkan siswa secara fisik, mental, emosional,dan intelektual dalam kegiatan pembelajaran, maka guru guru hendaknya merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pertimbangan karakteristik siswa dan karakteristik isi pelajaran. Perilaku sebagai implikasi prinsip keterlibatan langsung/ berpengalaman diantaranya adalah:
a.       Merancang kegiatan pembelajaran pada pembelajaran individual dan kelompok kecil
b.      Mementingkan eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan dengan demonstrasi
c.       Menggunakan media yang langsung digunakan oleh siswa
d.      Memberikan tugas kepada siswa untuk memperaktikkan kerakan psikomotor yang dicontohkan
e.       Melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi pesan pembelajaran
10
Implikasi lain dari adanya prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman bagi guru adalah kemampuan guru untuk bertindak sebagai pengelola kegiatan pembelajaran yang mampu mengarahkan membimbing, dan mendorong siswa ke arah tujuan pengajaran yang ditetapkan.

4.      Pengulangan
Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilih antara kegiatan pembelajaran dengan yang tidak membutuhkan pengulangan. Pengulangan dibutuhkan oleh pesan-pesan pembelajaran yang harus dihafal, selain itu pengulangan juga dibutuhkan terhadap pesan-pesan pembelajaran yang membutuhkan latihan. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip pengulangan diantaranya adalah:
a.       Merencanakan pelaksanaan pengulangan
b.      Mengembangkan/merumuskan soal-soal latihan
c.       Mengembangkan petunjuk kegiatan psikomotorik yang harus diulang
d.      Mengembakan alat evakuasi kegiatan pengulangan
e.       Membuatan kegiatan pengulangan yang bervariasi.

5.      Tantangan
Apabila guru menginginkan siswa selalu berusaha mencapai tujuan, maka guru harus memberikan tantangan pada siswa dalam kegiatan pembelajarannya. Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat diwujudkan oleh guru melalui bentuk kegiatan, bahan, dan alat pembelajaran yang dipilih untuk kegiatan pebelajaran. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip tantangan di antaranya adalah :
a.       Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukannya secara individual maupun kelompok kecil.
b.      Memberikan tugas kepada siswa memecahkan suatu masalah yang membutuhkan orang lain sebagai informan.
c.       Menugaskan siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang telah di sajikan.
d.      Memberikan bahan pelajaran dengan memperhatikan kebutuhan siswa untuk mendapatkan tantangan didalamnya.
e.       Membimbing siswa untuk menemukan fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi sendiri.
f.       Guru merancang dan mengelola kegiatn diskusi siswa.

6.      Balikan dan penguatan
Balikan dapat diberikan secara lisan maupun tulisan baik secara individual maupun kelompok. Agar balikan dan penguatan bermakna bagi siswa, guru hendaknya memperhatikan karakteristik siswa. Implikasi prinsip balikan dan penguatan bagi guru,
11
terwujud perilaku-perlaku yang diantaranya:
a.       Memberikan jawaban yang benar setiap melakukan pertanyaan setelah siswa mencoba menjawabnya.
b.      Mengoreksi pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa pada waktu yang telah ditentukan.
c.       Memberikan catatan-catatan pada hasil kerja sisw, berdasarkan hasil koreksi guru terhadap pekerjaan siswa.
d.      Membagikan lembar jawaban test pelajaran yang telah dikoteksi oleh guru disertai penilaian dan catatan penting lainnya.
e.       Mengumumkan atau mengkonfirmasikan peningkatan yang telah diraih siswa.
f.       Memberikan anggukan atau acungan jempul atau isyarat lainnya kepada siswa yang menjawab perranyaan dengan benar.
g.      Memberikan imbalan/hadiah kepada siswa yang menyelesaikan tugas dengan baik.

7.      Perbedaan individu
Setiap guru tentunya harus menyadari bahwa menghadapi banyak siswa di dalam suatu kelas berarti menghadapi berbagai macam keunikan atau karakteristik. Konsekuensinya adalah guru harus mampu menghadapi dan melayani setiap siswa dengan karakteristik mereka masing-masing. Implikasi prinsip perbedaan individual bagi guru berwujud perilaku-perilaku yang diantaranya adalah:
a.       Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani kebutuhan siswa sesuai dengan karakteristiknya.
b.      Merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyaksikan pesan pembelajaran.
c.       Mengenali karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan perilaku pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan.
d.      Memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan.

D.    ASAS PEMBELAJARAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Asas adalah hukum dasar; suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar.  Sedangkan  prinsip adalah asas atau dasar yang dijadikan pokok berpikir, bertindak, dan sebagainya.  Jadi, dapat disimpulkan bahwa asas dan prinsip sebenarnya adalah sama, karena menjadi pokok dasar baik bertindak maupun berpikir.
Pembelajaran (instruction) adalah suat usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam manipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajaran
12
(instruksional) adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif dalam kondisi tertentu. Dengan demikian inti dari pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para peserta didiknya.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui kontraksi para peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai kompetisi dasar.
Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika peserta didik belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi peserta didik jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi peserta didik. Jadi, asas-asas pembelajaran adalah prinsip-prinsip umum yang harus dikuasai oleh guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar atau dengan kata lain asas-asas pembelajaran adalah suatu yang dijadikan dasar berpikir dan bertindak untuk menciptakan proses belajar.



BAB IV
SIMPULAN

A.    Simpulan
Beberapa prinsip belajar yang dapat diajdikan pegangan bagi guru dalam pelaksanaan proses belajar dan dapat memberikan pengaruh bagi proses belajar yaitu, prinsip perhatian dan motivasi, prinsip transfer dan retensi, prinsip keaktifan, prinsip keterlibatan langsung, prinsip pengulangan, prinsip tantangan, prinsip balikan dan penguatan, prinsip perbedaan individu.
Prinsip belajar dapar diartikan sebagai suatu pandangan yang dianggap penting yang dijadikan sebagai pegangan dalam proses belajar. Prinisp belajar dapat merupakan akumulasi pengalaman guru terahadap hal-hal yang positif yang mendukung terjadinya proses belajar yang diharapkan, atau pencapaian hasil belajar, atau bersumber dari temuan-temuan penelitian yang sengaja dirancang untuk menguji kebenaran prinsip-prinsip belajar yang diyakini keefektivitasnya. Prinsip-prinsip belajar dapat bermanfaat bagi guru untuk memberikan arahan pada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Bagi guru, menerapkan prinsip-prinsip belajar akan memebnatu meningkan keefektifan pengelolahan belajar sehingga dapat mencapai tujuan belajar. Bagi siswa prinsip-prinsip belajar akan membantu tercapainya hasil belajar yang diharapkan.


DAFTAR PUSTAKA

Davies, Ivor K. (penerjemah: Sudarsono S., dkk.) 1987. Pengelolaan Belajar. Jakarta: P C. V. Rajawali dan PAU-UT.
Gage, N.L., dan David C. Berliner. 1984. Educational Psychology. Chicago: Rand Mc Nally Collage Publishing Company.
Gredler, Margaret E.Bell. (penerjemah Munadir). 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: C. V. Rajawali dan PAU-UT.
Petri, Herbert L.. 1986. Motivation: Theory and Research. Belmong, California: Wadsworth Publishing Company.
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta











AUTOBIOGRAFI

Eka Widayanti, lahir di Indramayu pada
10 Mei 1996. Ia terlahir dari pasangan Bapak Kirsun dan Ibu Nining Sunarni. Eka adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ia lulusan dari TK Pembangunan Gadingan (2002), SDN Gadingan 1 (2008), SMPN 1 Sliyeg (2011), SMAN 1 Sliyeg (2014), dan sekarang sedang menempuh pendidikan S1 jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Wiralodra Indramayu.



Raka Adi Septia, Saya terlahir dari pasangan Bapak Candra dan Ibu Tati. Saya anak kedua dari empat bersaudara. Saya memulai pendidikan di SDN Tenajar Kidul 3 selama 6 tahun, dilanjutkan ke SMPN 1 Kertasmaya selama 3 tahun, kemudian melanjutkan ke SMK 1 Widasari selama 3 tahun juga, dan sekarang sedang melanjutkan ke perguruan tinggi jenjang S1 di Universitas Wiralodra mengambil prodi Bahasa dan Sastra indonesia.
 



Vinkan Elgarima, dilahirkan pada 21 April 1996, di desa kerticala Rt. 06 Rw. 02 No 76, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu. Nama Bapak Maman dan Ibu Tarinih, Ia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ia lulusan dari SDN Kerticala III pada tahun 2007, SMPN 1 Tukdana lulus pada tahun 2010, SMAN 1 Jatibarang lulus pada tahun 2013. Setelah lulus SMA melanjutkan ke Universitas Wiralodra Indramayu, mengambil jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar